Rabu, 05 September 2012

puisi - bola kaca

dipaksa menyerah oleh coret coret kelabu peristiwa yang tak dipungkiri memang kelabu..
prasangka akan sakit jiwa mebawa aku semakin terbawa ketengah pusaran garis garis kusut tanpa ujung..
didorong kepasrahan aku menyerah, kepada ambigu ambigu kata dalam pilihan yang terjebak dibalik klise pudar. aku tersadar..
terbangun dari mimpi buruk kedalam kenyataan yang lebih parah buruk kemudian mendapati aku dibawah selembar kertas putih bersih bernoda darah merah beku. aku kaku..
tanpa terpejam, melihat langit kelam, tanpa rasa tanpa apa apa, hanya memandang gerak gerik awan yang seakan menertawai kedunguan bocah terdiam, diatas papan papan usang bertuliskan kisah sepadan kehidupan dalam bola kaca.. berkabut, tak terbaca.. tapi dirasa..
hanya aku, yang berputar putar didalam rongga bola kaca berkabut kelabu mencoba cari jalan keluar.. walau diluar hujan..
coretan kelabu, mencatat kesintingan pilihan pilihan yang diakhir cerita terukir mapan dijidat bocah kaku dibawah lembaran awan putih bersih berikrar, 'dimanapun, disini, didalam bola kaca aku tak kemana mana.. mencari jalan keluar hingga runtuhan awan pecah dibawah bola kaca yang kian usang resah, menunggu waktu retak hingga kemudiah pecah bersimbah darah'..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar