Cerita tentang seorang teman
Kami tumbuh bersama melewati berbagai waktu
Segudang cerita kami rajut
Pertentangan dan kesepahaman lalu lalang di setiap kebersamaan
Dulu sekali, seiring kami bertumbuh, sering kami berbagi
Tak jarang kami bertengkar
Berkejaran menggapai cita cita yang masing masing kami berbeda
Kami berbeda, tapi satu asa. Satu pengertian dalam suka dan duka
Ibarat lagu yang disusun notasi notasi nada
Ibarat pohon yang tumbuh sebatang kara dengan daun daun berguguran
Ibarat perjalanan yang diliputi kemelut dan tawa
Teman yang tak selalu bersama
Kami dalam hidup kami yang berbeda tetap memandang hidup dalam lingkup sama
Demikian dekat kami, tak ada penghalang berbagi cerita
Dia tahu aku, aku tahu dia. Demikianlah kami
Tak merubah apapun hubungan kami hingga berubahnya masa
Tapi perubahan pemikiran dari kami
Entah apa yang meliputi pandangan, hingga seorang teman berubah
Bukan hubungan, tapi pandangan
Ada sesuatu yang menutupi pemahaman aku untuk dia seorang teman
Pelbagai hal abstrak yang aku pandang pada pemikiran teman
Menutupi lingkar kehidupan teman pada batas yang dulu sering aku jangkau
Memanglah baik buruknya sangat relative untuk dihakimi diantara kami
Beberapa hal dipandang baik tapi sebagian terbatas pada saling pengertian
Teman yang perubah masihlah teman yang kesepahaman
Tapi lingkup yang berbeda jadi sebab kami kini berbeda
Pengetahuan surgawi jadi alasan
Aku hanya mengikuti. Mungkin karena dominasi aroma harum kebaikan
Kebaikan yang mainstream, stereotip.
Teman kini lebih benar. Dalam lingkupnya sendiri, menurutku.
Curigaku musababnya bisnis kebenaran yang diusung teman
Lingkungan uang yang jadi doktrin curigaku mampu merubah lapisan utama pandangan
Pandangan temanku.
Walaupun pada dasarnya tidaklah salah memandang dunia secara benar
Walaupun tidaklah dapat disalahkan teman memandang surga dari bawah kanopi kebenaran.
Walaupun kebenaran yang dimaksud hanya warna kelabu bagi teman yang buta warna
Harapanku kepada teman hanya harapan
Untuk menjadi tetap seperti sebelumnya
Aku hanya teman yang mampu mengikuti
Bukan menjadi kau teman
Sepertinya hanyalah waktu yang mampu menilai
Kau tetap temanku dengan komposisi yang sama
Dekat dan hangat
Sepaham walau tak sama
Kau masih rio kecil yang menangkap bola
Yang mengayuh sepeda
Yang berkecipak berenang bersama aku, teman!